Selasa, 15 Januari 2008

MEMBANGUN IMPIAN KELUARGA BAHAGIA

Saat kita pergi jauh seorang diri, karena tugas misalnya, yang senantiasa kita ingat dan rindukan adalah keluarga.
Selepas lelah bekerja, kita pulang kembali ke keluarga.
Kita bekerja keras adalah untuk keluarga.
Kita membangun rumah bagi keluarga.
Semua yang kita lakukan sebenarnya adalah untuk keluarga.
Ya, kalau kita menyadari bahwa kita ada di dunia ini juga karena keluarga.
Keluarga menjadi sentral yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Dua per tiga waktu manusia ada di keluarga.
Keluarga dibentuk dari dua insan yang berbeda. Berbeda jenis kelamin, berbeda suku, budaya, bahasa. Berbeda status sosial-ekonomi, garis keturunan dan masih banyak lagi perbedaan yang berada di balik pembentukan sebuah keluarga. Belum termasuk juga perbedaan adat istiadat, kebiasaan, sifat, pandangan hidup dan sebagainya.
Semua perbedaan itu nyata adanya dan tidak dapat dipungkiri bahkan dihilangkan. Setiap manusia yang akan membentuk sebuah keluarga harus sadar dengan sesadar-sadarnya bahwa keluarga dibentuk dari banyak perbedaan. Ada yang mengatakan bahwa seseorang mengajak membentuk kelurga kepada pasangannya karena memiliki “banyak kesamaan”. Pemahaman memiliki banyak kesamaan tersebut baik dan tidak salah, tetapi perlu diingat bahwa banyak memiliki kesamaan bukan berarti tidak memiliki perbedaan, bisa saya katakan semakin banyak memiliki kesamaan pada hakekatnya adalah semakin jauh lebih banyak memiliki perbedaan.



Kesadaran bahwa keluarga dibentuk dari banyak perbedaan sangatlah penting. Sebab dengan menyadari sepenuhnya akan banyaknya perbedaan yang melatarbelakangi pembentukan keluarga akan semakin mendewasakan orang bahwa dirinya memang tidak sama dengan pasangannya. Dengan demikian tidak akan memaksa pasangan atau orang lain untuk menjadi sama dengan dirinya, tetapi menghayati makna perbedaan untuk saling menghargai dan mengendalikan diri. Penghayatan akan makna perbedaan akan semakin mendewasakan umat manusia, bahwa perbedaan tidak untuk perpecahaan tetapi perbedaan justru untuk kesatuan, untuk saling menolong, menopang, mengisi sehingga tercipta suatu kehidupan yang harmonis. Ibarat tubuh manusia tidak hanya terdiri dari kepala semua sehingga semua memerintah, atau kaki semua sehingga semua berjalan tanpa arah dan tujuan. Tetapi perbedaan setiap anggota tubuh justru menimbulkan keharmonisan yang hakiki. Ada yang memerintah, ada yang mengerjakan, ada yang mengawasi, ada yang menjalankan dan sebagainya.

Keharmonisan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus diawali dari keharmonisan hidup berkeluarga. Keharmonisan hidup antara suami, istri dan anak-anak sangatlah besar dan vital dalam menentukan keharmonisan hidup masyarakat, bangsa dan negara. Perceraian terjadi karena sejak awal mereka tidak mengerti apalagi menghayati bahwa mereka membentuk keluarga dari perbedaan. Setiap orang yang akan membentuk keluarga dengan hanya mencari dan mementingkan kesamaan saja tidak akan pernah mendapatkan keharmonisan keluarga, bahkan hal yang mustahil untuk dapat membentuk keluarga. Hanya mimpi, tidak hanya di siang bplong tetapi juga di malam gelap.

Sungguh indah melihat keluarga yang harmonis. Perbedaan yang terjadi justru menyatukan mereka dalam kehangatan cinta sejati. Sifat anak-anak yang berbeda bagaikan irama dalam sebuah lagu kebahagiaan. Tawa, canda ceria setiap anggota keluarga akan tetap ada sepanjang hayat mereka. Lahirnya anak-anak yang ceria berawal dari bersatunya perbedaan. Jadikanlah perbedaan itu visi dan misi dalam membangun keluarga. Cintailah perbedaan maka engkau menuai kebahagiaan.

Tidak ada komentar: